Kenapa ada laki-laki yang kelihatan ganteng? atau Kenapa aku kok ganteng banget? Ini dua pertanyaan yang seringkali berkecamuk di benak orang-orang. Kalau dia laki- laki dan gebetannya lebih memilih laki-laki lain, maka dia sering merasa kalah ganteng. Kalau dia perempuan dan punya laki-laki yang dikagumi diam-diam, maka dia sering mempertanyakan sendiri dalam hati dimana sisi istimewa (atau sisi kegantengan) laki-laki itu yang membuat dia bisa jatuh cinta.
“Ganteng” sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) dimaknai sebagai: “Elok, Gagah”. Tapi saya tidak ingin terlalu baku,
karena toh banyak juga perempuan yang memuji laki-laki ganteng, padahal
secara fisik sebenarnya biasa-biasa saja. Jadi dua-duanya akan saya bahas.
Berikut alasan kenapa laki-laki kelihatan ganteng:
- Ibunya cantik
Kok cuma
Ibunya? Kenapa bukan Bapaknya?
Jadi begini…
Kita tahu di televisi sedang ramai serial Korea yang jelas-jelas menampilkan
laki-laki yang tampak “cantik”. Semenjak banyak serial Korea di TV dan jadwal
manggung boyband Korea semakin rutin di Indonesia, maka sejak itulah
paradigma mayoritas perempuan Indonesia berubah tentang definisi “kegantengan”.
Bagi generasi Ibu saya, ganteng itu seperti Richard Gere, yang bentuk rahangnya
tegas dan wajahnya nyaris kotak. Juga memiliki kerut di ujung mata yang
memberikan kesan mature. Generasi setingkat di bawah Ibu saya menganggap
bahwa ganteng itu seperti Ari Sihasale, yang selalu kelihatan segar, punya
brewok, dan dada bidang. Generasi kita, suka sama laki-laki imut. Saya
pun jadi mengerti kenapa para abege yang menonton film X-Men lebih mudah
kecantol dengan James McAvoy atau Nicholas Hoult daripada Michael Fassbender.
Juga membuat saya tahu kenapa beberapa perempuan lesbian yang berpenampilan
tomboy biasanya kelihatan ganteng.
- Rapi dan Bersih
Bentuk wajah
atau postur tubuh yang simetris merupakan anugerah yang harus senantiasa
dirawat. Banyak laki-laki yang punya bakat ganteng, tapi sukanya pakai kaos saringan
tahu, rambutnya ketombean, atau badannya bau─sehingga kegantengannya tidak
terpancar, kalis oleh kebauan atau penampilannya yang letrek. Kalau
sudah begini, biasanya perempuan pun segan melirik karena takut kena gendam dan
dompet atau HP-nya raib.
Di sisi
lain, ada juga laki-laki yang biasa saja, tapi jadi kelihatan ganteng karena
penampilannya necis, badannya wangi. Tahu ‘kan, jatuh cinta itu bisa dimulai
lewat aroma tubuh? Nah, begitulah kronologinya kenapa laki-laki yang rapi dan
bersih akhirnya kebagian jatah atas predikat ganteng. Akan lebih bagus lagi
kalau seorang laki-laki itu sudah punya bakat ganteng dan kegantengannya
dirawat. Tentu semakin sulit bagi para perempuan untuk menolaknya.
- Bisa nukang
Saya
merasakan sendiri bahwa makin ke sini, semakin sulit menemukan laki-laki yang
ganteng dan bisa nukang. Tahu sendiri, di Indonesia, upah buruh kasar
itu cenderung murah: hanya demi uang Rp 100 ribu buruh itu rela melakukan
pekerjaan berbahaya atau membetulkan pagar rumah. Hal ini mengakibatkan
sebagian besar anak laki-laki generasi saya pada masa remajanya tidak merasakan
diajari Ayahnya menggergaji kayu, memukul paku, atau membetulkan mesin
kendaraan yang bermasalah.
Kalau si
perempuan sangat hobi pada kegiatan alam, tentu laki-lakinya nggak bisa
terus-terusan mengandalkan Mang Udin, dong? Apalagi kalau kalian berdua sedang
berada di tempat terpencil di mana sulit menemukan orang yang bisa membantu
kalian dalam kegiatan alam yang melibatkan keterampilan menukang. Maka dari
itu, keterampilan menukang biasanya memberikan nilai plus sendiri di mata
perempuan-perempuan tertentu. Perempuan itu jadi tahu, bahwa dia selalu bisa
mengandalkan kamu dalam hal- hal yang tidak dia mengerti.
- Karismatik
Punya cowok,
tapi tiap ditanya apa-apa jawabnya serba ‘nggak tahu’? Diajak duduk bareng
orangtua tapi ngerasa minder dan terbata-bata tiap ngomong? Atau cowok yang
ikutan panik di situasi genting, yang bahkan tingkat kepanikannya lebih parah
dari kamu? Aduh, nggak banget.
Di usia yang
hampir menginjak 23 tahun, saya mulai belajar untuk pacaran dengan serius, dan
pacar itu adalah calon dari cerminan diri kita kalau syukur-syukur nanti sampai
ke pelaminan. Sementara, pacarmu itu tulalit, nggak punya aspek
kepemimpinan dalam dirinya, nggak punya kemahiran di bidang apapun, atau bahkan
melakukan perbuatan memalukan di depan keluarga besar. Wah, mau seganteng
apapun fisiknya, kalau tidak punya sisi karismatik secuil pun tentunya hanya
akan cocok untuk digandeng nemenin ke kondangan teman, tidak untuk
menjalani kehidupan bersama, apalagi menua bersama.
- Brewokan
Ini adalah
poin pesanan, alias pesanan dari diri saya sendiri. Untuk suatu alasan, saya
selalu menganggap pria brewokan itu ganteng. Tapi, brewok yang nempel ya,
bukan brewok ala akhi-akhi yang lebih pantas disebut serabut menjuntai
daripada brewok. Memang tidak semua laki-laki struktur rahangnya pas untuk
ditumbuhi brewok, hanya umat-umat terpilih lah yang bisa kelihatan semakin
ganteng setelah menumbuhkan brewok. Ini bukan karena menambahkan kesan macho,
tapi lebih kepada memanjakan indera peraba. Tentu sangat menyenangkan ketika
dicium keningnya dan merasakan sensasi geli-geli enak di sekitar hidung. Tapi
ini perasaan saya saja sih… Setiap orang punya preferensi masing-masing.
- Anunya besar
Apa
maksudnya dengan anunya? Maksud saya adalah mimpinya. Mimpinya besar.
Dia punya
visi yang terkonsep rapi tentang masa depan. Lebih-lebih jika orangnya ambisius
dan bisa secara mandiri mendorong dirinya untuk dapat mencapai cita-citanya
(kalau punya mimpi besar tapi leda-lede / malas-malasan ya sama aja bohong).
Laki-laki semacam ini yang biasanya dapat kita andalkan di
situasi-situasi terburuk: ketika kita sedang stress atau merasa down dengan
kehidupan─karena dia yang akan menanamkan optimisme kembali di dalam diri kita.
Impian-impian besar membuat auranya terpancar positif, dan menjadikan dia
kelihatan ganteng.
- Karena dia laki-laki satu-satunya di lingkungan sosial
Ini adalah
penyebab alternatif kenapa laki-laki itu kelihatan ganteng, soalnya yang
lainnya cantik. Rasanya tidak perlu dijelaskan lagi.
Ya sudah, segini dulu. Maaf jika tulisan ini terkesan
menggeneralisasi, namanya juga postingan sampah. Semoga agak bermanfaat!
EmoticonEmoticon